Pengkhotbah 3:11
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”
Bacaan
Alkitab Setahun: [kitab]mazmu15[/kitab]; [kitab]wahyu21[/kitab]; [kitab]0ayub5-6[/kitab]
Melihat peran aktif yang saya tunjukkan di gereja pada awal tahun, saya berharap dapat melalui 2016 dengan lancar. Saya tidak pernah memohon kepada Tuhan dan merencanakan
bahwa saya akan mengalami kekecewaan mendadak di tahun ini untuk mempersiapkan kerohanian saya! Namun, baru-baru ini saya terkejut saat sebuah berita buruk saya terima. Buruk karena itu bukan tentang kesuksesan
saya, tetapi orang lain. Hal tersebut meninggalkan saya dengan sebuah
pertanyaan besar apakah kegiatan doa dan puasa yang saya kerjakan selama ini sesuatu yang patut dilakukan?
Beberapa waktu lalu, saya melamar ke sebuah proyek dan berharap besar bahwa pihak perusahaan tersebut mengontrak saya. Akan tetapi, hasilnya mengecewakan. Saya
tidak mendapatkan kontrak tersebut. Rekan saya yang justru memperolehnya. Dalam perjalanan
pulang dari perusahaan yang menawarkan proyek, rekan saya tersebut berterima kasih atas dukungan dan doa yang saya lakukan terhadapnya. Dia sempat menanyakan sebenarnya apakah saya juga mendapat jawaban positif.
Sungguh, saya
sangat iri saat mengucapkan selamat kepadanya dan begitu marah kepada Tuhan! Di mata saya, saya lebih berkualitas dan merasa Tuhan seharusnya memilih orang yang terbaik. Saya bahkan berpikir mungkin kekristenan itu bukan untuk saya- saya sepertinya berada
dalam agama yang salah! Perhatikan,
Anda bisa melihat kesombongan
saya dan ketidakdewasaan rohani di dalam cerita ini.
Sebagai pendoa syafaat, saya berdoa keberhasilan untuk orang-orang lain yang ada di gereja saya, dan di sini saya justru mengeluh mengapa saya tidak terpilih! Ampuni saya Tuhan!
Sebagai
manusia saya selalu ingin sesuatu dengan cara saya. Saya memiliki pandangan rabun, tidak seperti Tuhan yang mengetahui
gambaran besar dan apa yang saya mau di dalam hati saya sebenarnya. Namun, saya keliru mengharapkan Tuhan akan membuat kehidupan saya seperti
tempat tidur yang dihiasi
mawar, tanpa tantangan atau
kesulitan. Saya memperlakukan Tuhan sebagai sesosok jin, melakukan apa pun yang saya inginkan dan Tuhan akan selalu memberkati itu.
Akan tetapi, semua hal bekerja untuk
mereka yang mengasihi Kristus. Tidak hanya apa yang saya lihat sebagai yang
baik, tetapi juga orang-orang yang saya anggap buruk dalam pemahaman manusia saya.
Sebagaimana saya rindu untuk terus bertumbuh di jalan spiritual saya dengan Tuhan, saya akhirnya
memahami bahwa hal itu akan datang dengan pencobaan dan tantangan yang harus saya rangkul sebagaimana saya mencari kebijaksanaan dan bimbingan-Nya melalui semua perubahan babak-babak kehidupan.
Seperti
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego (Daniel 3:16-18) yang menjawab dengan tegas bahwa
tidak peduli seberapa panas tungku pembakaran dan mereka tidak akan bersujud kepada
para dewa dari dunia, saya telah belajar untuk mengikuti contoh mereka yang
begitu teguh mengikuti Tuhan - berbicara kepada diri saya sendiri bahwa tidak
peduli seberapa parah keadaan saya, firman-Nya akan masih memerintah dan di sanalah saya letakkan jangkar saya.
Dalam Kamus Tuhan, tidak Ada yang Namanya Kegagalan. Semua yang Direncanakan dan Difirmankan-Nya Pasti Berhasil!